Coronavirus: Dari penerbangan carteran hingga paket perawatan, Indonesia membantu warga negaranya yang terdampar di luar negeri
JAKARTA – Sudah lewat jam 8 malam pada tanggal 23 Maret ketika mahasiswa Hayyu Imanda, 26, mengeluarkan seruan untuk meminta bantuan ke konsulat Indonesia di Cape Town.
Upaya keduanya untuk mengamankan penerbangan dari Afrika Selatan ke Jakarta gagal.
Dia kemudian mengetahui bahwa negara itu akan melakukan penguncian nasional dalam waktu tiga hari.
Hayyu, seorang mahasiswa doktoral keamanan cyber di Universitas Oxford yang terbang dari Inggris, membanggakan dirinya karena teliti – seseorang dengan “rencana A hingga rencana Z”, katanya. Sekarang dia terjebak.
Tetapi dengan panggilan ke nomor di situs web konsulat Indonesia, dia akan mendaratkan tempat tidur untuk bermalam di wisma misi.
Dia akhirnya bisa tinggal di sebuah kamar di kediaman konsuler jenderal dan istrinya selama enam minggu sementara penerbangan repatriasi untuk 27 orang Indonesia lainnya yang terdampar di Afrika Selatan diatur.
“Saya tidak tahu apa yang akan saya lakukan,” kata Hayyu, yang tiba di Jakarta pada 8 Mei, kepada The Straits Times.
“Dia mengatakan kepada saya bahwa kediaman itu milik negara dan karena keadaan darurat, saya punya hak untuk berada di sana.”
Para diplomat Indonesia di seluruh dunia telah bekerja di belakang layar, menawarkan bantuan kepada hampir setengah juta warganya yang terdampar di luar negeri selama pandemi.
Para diplomat telah mendistribusikan 485.000 paket perawatan mie instan, beras, sarden dan bahan pokok lainnya sambil memulangkan hampir 118.000 warga negara mereka pada Selasa (23 Juni), menurut data pemerintah.
Termasuk dalam penghitungan adalah 24.000 pekerja kapal pesiar, dengan 1.000 di antaranya dari Karibia bulan lalu, melalui kedutaan Indonesia di Bogota, Kolombia.
Leave a Comment