Tabu sosial menghambat perjuangan Indonesia melawan virus corona
JAKARTA (Reuters) – Pihak berwenang Indonesia mengeluh pada hari Rabu (24 Juni) bahwa ratusan orang telah menolak pengujian untuk virus corona baru karena tabu sosial muncul sebagai hambatan lain untuk menghentikan penyebarannya di negara terpadat keempat di dunia.
Indonesia memiliki jumlah infeksi tertinggi yang dilaporkan di Asia Tenggara, melampaui 49.000, sementara setidaknya 2.573 orang telah meninggal, menurut data resmi.
Meskipun ada percepatan infeksi, minggu ini ratusan pedagang tradisional di Bali dan Sumatra menolak untuk dites, bahkan ketika pasar yang ramai dan padat telah muncul sebagai titik infeksi virus corona yang umum, kata para pejabat.
Di Bali, pihak berwenang bertujuan untuk menguji 2.200 pedagang di daerah Tabanan tetapi pada hari Selasa 200 pedagang gagal muncul.
“Mereka takut stigma,” kata Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, kepada Reuters, “Bahwa nanti jika ditemukan mereka harus diisolasi.”
Pihak berwenang di pasar Solok di Sumatera Barat mengatakan 150 di sana juga menolak untuk diuji.
“Mungkin ada ketakutan, mungkin ada trauma, kita perlu mengeksplorasi alasannya,” kata Jasman Rizal, juru bicara Satgas Covid-19 Sumatera Barat. “Pemerintah harus mengambil tindakan persuasif dan mendidik.”
270 juta penduduk Indonesia tersebar di 18.000 pulau yang membentang lebih dari 5.000 km.
Beberapa desa di Jawa dan Kalimantan tidak mengizinkan pemakaman bagi mereka yang meninggal karena Covid-19, takut penguburan dapat menyebarkan penyakit, sementara dokter setempat telah melaporkan bahwa beberapa pasien yang menunjukkan gejala menolak untuk pergi ke rumah sakit virus corona yang ditunjuk karena stigma yang mungkin mereka hadapi.
Leave a Comment